SELAMAT DATANG TAHUN 2009,

SELAMAT DATANG TAHUN 2009,
SAATNYA UNTUK MELAKUKAN REVIEW PORTOFOLIO INVESTASI ANDA.

Subur Harahap, SE, Ak, Dipl. FP, CFP®
http://www.suhaplanner.wordpress.com

Tahun 2009 sudah didepan mata artinya tiba saatnya untuk melakukan review terhadap kekurangan dan kelebihan kebijakan investasi selama tahun 2008 dan sekaligus menyusun strategi investasi di tahun baru 2009, sehingga kinerja portofolio investasi di tahun depan akan tetap membuahkan hasil yang sesuai harapan kita tentunya. Perubahan demi perubahan datang selih berganti selama tahun 2008, adapun contoh perubahan yang paling menghebohkan adalah datangnya gelombang krisis keuangan dari negara super power Amerika Serikat. Dalam kondisi pasar yang sangat fluktuatif khususnya di kuartal ke empat tahun 2008, investor harus berpikir dan bertindak dengan cepat dalam mengambil keputusan terhadap portofolio investasinya untuk menghindari potensi kerugian yang semakin dalam. Sebenarnya kalau dirunut kebelakang hari, indikasi awal akan timbulnya krisis yang maha dahsyat ini telah banyak diingatkan oleh beberapa pengamat ekonomi dunia beberapa tahun sebelumnya, tetapi peringatan tersebut tidak begitu dihiraukan oleh eksekutif pelaku pasar atau investment banking yang sudah kelewat batas dalam melakukan engineering terhadap produk-produk investasi keuangannya. Bisa anda bayangkan sebuah surat utang atau dikenal dengan obligsi dapat dijadikan menjadi dua, tiga atau lebih bentuk produk investasi, padahal dari semua bentuk produk turunan investasi tersebut hanya didukung oleh satu arus kas yaitu arus kas dari debitur surat utang tersebut. Oleh karena itu ketika arus kas masuk obligasi tersebut mengalami masalah (default) sudah pasti permasalahan ini akan berdampak secara langsung kepada produk turunan dari instrumen tersebut.

Sekarang mari kita kembali bicara mengenai uang anda, pada dasarnya uang itu memiliki pola aliran yang sama dengan air, dimana kalau air itu pola alirannya menuju titik terendah sementara pola aliran uang adalah menuju titik yang dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Memang titik keseimbangan yang akan dicapai tersebut akan bervariasi untuk setiap orang, artinya titik pada level 10 untuk si A sudah cukup namun untuk si B level tersebut masih kurang tinggi dan seterusnya.
Oleh karena itu produk investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi belum tentu diminati oleh setiap kalangan, karena dalam berinvestasi tersebut ada beberapa hal yang menjadi perhatian penting yaitu apa yang menjadi tujuan kita berinvestasi, apakah profile risiko kita sesuai dengan karakteristik produk tersebut, bagaimana cara produk investasi tersebut memberikan hasil kepada para investornya, bagaimana kondisi perekonomian negara secara umum dan yang terakhir kapan waktu yang tepat untuk melakukan investasi.

Setiap tindakan yang kita lakukan tentunya memiliki tujuan, demikian juga hal dengan seorang investor ketika ingin melakukan investasi tentunya sudah terlebih dahulu menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Secara umum berinvestasi dapat dipastikan tujuannya adalah untuk mengakumulasi asset, artinya dengan melakukan investasi, asset yang tadinya hanya bernilai Rp.100 juta, akhir tahun harus menjadi Rp.115 juta, Rp.125 juta dst. Seiring dengan bertumbuhnya asset tersebut, si investor tentunya dapat memetik hasil dari investasi tersebut untuk membeli asset lain seperti tanah, ruko, mobil, saham, obligasi, emas, untuk membiayai ibadah haji kedua orang tuanya, membayar biaya kuliah anaknya dan mungkin juga membeli polis asuransi anutitas sebagai bekalnya kelak ketika sudah memasuki usia pensiun dan itulah beberapa tujuan untuk melakukan investasi.

Tujuan investasi sangat erat kaitannya dengan jangka waktu yang dibutuhkan, misalnya orang dengan kemampuan keuangan yang minim tentunya untuk mendapatkan asset bernilai Rp.100 juta membutuhkan waktu misalnya 10 s/d 15 tahun, padahal untuk orang dengan kemampuan keuangan sedang hanya membutuhkan waktu 4 s/d 5 tahun. Dalam hal ini yang perlu dicatat adalah bahwa semakin kecil kemampuan keuangan anda semakin dinilah anda melakukan investasi sehingga semakin tinggi peluang anda untuk mencapai tujuan yang telah anda tetapkan.

Mengenal diri sendiri adalah hal yang sangat perlu untuk dilakukan, karena dengan mengenal diri anda secara utuh paling tidak anda akan dapat mengukur tingkat kemampuan anda dalam menerima sebuah tingkat risiko. Bilamana tingkat risiko sebuah produk investasi dapat anda terima artinya anda sudah layak untuk melakukan investasi dalam produk tersebut. Namun dalam berinvestasi kita harus selalu ingat bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian yang ditawarkan oleh sebuah produk investasi maka risiko produk investasi tersebut juga akan semakin tinggi artinya dalam hal ini ada keseimbangan antara tingkat pengembalian dan risiko.
Oleh karena itu bagi anda yang kurang matangnya dalam mengukur tingkat risiko yang dapat anda pikul, maka ketika investasi yang anda dipilih ternyata tidak sesuai dengan harapan, akhirnya keputusan yang anda ambil akan menimbulkan masalah yang seharusnya tidak timbul, misalnya karena rugi uang untuk bayar kredit mobil tertunggak akhirnya mobil ditarik oleh perusahaan leasing, kredit rumah nunggak akhirnya rumah disita oleh bank, sedihkan maka dari itu hati-hati.

Setelah anda menetapkan tujuan dan sudah dapat mengenal profil risiko anda, sekarang saatnya untuk memilih produk investasi yang cocok. Ambil contoh bagi orang yang telah mapan kondisi keuangannya dan mempunyai sejumlah uang idle/nggangur mungkin investasi di instrumen saham di pasar modal sangat cocok, karena secara statistik sahamlah yang paling memungkinkan untuk memberikan hasil yang paling tinggi dibanding instrumen lainnya. Tetapi sebaliknya bagi orang yang kemampuan keuangannya masih relatif terbatas mungkin produk investasi yang cocok adalah produk-produk berpendapatan tetap (fixed income) seperti deposito, reksa dana pasar uang, reksa dana fixed income, disamping dana minimumnya juga dapat dijangkau bunganya juga sudah ditetapkan didepan. Sementara itu bagi anda yang kondisi keuangangannya menengah mungkin kombinasi investasi saham dan pendapatan tetap adalah yang sangat disarankan. Sebaliknya bagi anda yang kurang pengetahuan mengenai produk-produk investasi keuangan lebih tertarik membeli tanah, rumah, ruko, agrobisnis seperti perkebunan palawija dan lain sebagainya.

Anda baru-baru ini tentunya banyak mendegar kabar bahwa banyak investor yang kehilangan uang ratusan juga dalam sekejab. Tahukah anda kira-kira penyebab dari kejadian tersebut ?

pertama : si investor terhipnotis akan tingkat pengembalian yang ditawarkan pengelola dan yang lebih hebat hasil yang ditawarkan pasti lagi,
kedua : si investor tidak mengerti sebenarnya bagaimana cara produk tersebut dapat memberikan hasil yang sangat tinggi seperti yang ditawarkan,
ketiga : si investor tidak mengkaji legalitas bisnis yang menjual produk investasi tersebut karena sudah keburu ingin menikmati hasil.

Mari kita bahas tiga poin diatas :

Dalam kondisi zaman yang sudah canggih seperti sekarang ini banyak orang yang kadang sudah tidak menggunakan akal sehat dalam memutuskan sesuatu, artinya terlalu cepat terbuai dengan alur pikiran si hidung belang, tidak berpikir kritis yang penting saya dapat menuai keuntungan yang tinggi dengan hanya menyerahkan sejumlah uang tertentu kepada si pengelola investasi titik, enak bukan.

Sebagai pemilik uang tentunya anda berhak untuk menanyakan bagaimana uang anda diolah sehingga dapat memberikan hasil yang demikian pantastis, selanjutnya kalau memang apa yang disampaikan si pengelola tersebut benar adanya mengapa bukan dia aja yang sekaligus sebagai investor dari produk tersebut. Kalau dengan menanyakan kedua poin tersebut ternyata si pengelola dapat menjelaskan dengan gamlang dan anda yakin mungkin benar produk tersebut bukan produk bodong.

Legalitas institusi adalah hal yang sangat penting apalagi terhadap institusi yang bisnisnya mengumpulkan dana pihak ketiga seperti bank, asuransi, perusahaan sekuritas dan lain sebagainya. Sehubungan dengan usahanya mengumpulakan dana pihak ketiga tersebut oleh karena itu pemerintah sebagai regulator harus membuat aturan main yang jelas dan persyaratan yang ketat, dengan demikian sipengelola dana pihak ketiga tersebut dapat dikontrol oleh otoritas. Karena dapat anda bayangkan dengan adanya pengawasan yang ketat saja masih sering pihak regulator kecolongan akan gerak-gerik pelaku investasi bodong tersebut, apalagi dilepas begitu saja pasti ceritanya akan lain.

Kondisi perekonomian negara sangat menentukan kinerja daripada portofolio yang anda akan bangun, karena harus diingat bahwa semakin bagus kondisi perekonomian artinya sektor riel berjalan dengan baik dengan sendirinya sektor keuangan dan investasi yang nota bene sebagai sumber modal kerja bagi sektor riel juga akan bertumbuh dengan baik pula.

Ambil contoh untuk tahun 2009, sesuai dengan data yang penulis dapatkan dari website Departemen keuangan, beberapa asumsi perekonomian selama tahun 2009 adalah sebagai berikut :
a. Inflasi = 6.20 %
b. Sertifikat Bank Indonesia = 7.50 %
c. Produk Domestik Bruto = 5,327.3 Trilliun
d. Kurs US$ = Rp.9,400.00

Berdasarkan asumsi sebagaimana disebutkan diatas kelihatan jelas bahwa pola perekonomian di tahun 2009 paling tidak dapat dibagi menjadi dua bagian dimana pada semester pertama akan banyak timbul permasalahan yang dapat memperlambat laju perekonomian Indonesia. Namun karena semua negara saling berpegang tangan, bersatu untuk menghadapi masalah krisis keuangan ini diperkirakan bahwa di semester kedua tahun 2009 kondisi ekonomi akan mulai membaik. Dengan membaiknya kondisi ekonomi di semester kedua diprediksikan bahwa awal tahun 2010 kondisi ekonomi sudah membaik atau dengan kata lain sudah dalam tahap recovery, artinya saatnya investasi anda akan berbuah manis lagi.

Kemampuan untuk membaca kapan waktu yang tepat untuk melakukan investasi adalah suatu anugerah yang harus di syukuri oleh kita semua. Tetapi secara umum kemampuan tersebut sebenarnya lahir sebagai akibat adanya proses pembelajaran yang berkelanjutan dari anda sendiri. Proses pembelajaran berkelanjutan artinya sambil berinvestasi anda langsung mempelajari pola-pola pergerakan tingkat pengembalian suatu produk investasi dan langsung mengaitkannya trend/pergerakan tersebut dengan kinerja dari emiten, perekonomian domestik, regional dan international serta rumor-rumor yang secara tidak langsung maupun langsung dapat mempengaruhi pelaku pasar dalam mengambil keputusan. Dengan demikian semakin lama anda menekuni proses ini, sebanyak itu pulalah pengalaman dan kemampuan anda untuk menetapkan kapan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual produk investasi anda.

Sebagai gambaran nyata dari apa yang telah disampaikan di atas, kiranya simulasi berikut dapat membuat anda lebih paham.

Misalkan si ”A” diawal tahun 200X memiliki uang idle artinya uang yang siapkan untuk diinvestasikan sebesar Rp.50 juta. Dengan uang sejumlah tersebut si ”A” membangun portofolio investasi seperti berikut ini :

No. Jenis Produk Jumlah Return/hasil Portofolio Eksp. Return/hasil
01. Deposito – Mandiri 10,000,000 8.00 % 20.00 % 1.60 %
02. Reksadana – Fixed Income 15,000,000 13.00 % 30.00 % 3.90 %
03. Saham 25,000,000 20.00 % 50.00 % 10.00 %
Total Ekspektasi Return 15.50 %

Berhubung awal semester kedua tahun 200X kondisi pasar keuangan dan investasi mengalami goncangan yang sangat dahsyat, ekspektasi hasil/return saham yang tadinya di prediksi 20.00 % ternyata harus dikoreksi ke level 5.00 %. Dengan demikian ekpektasi hasil/retrun portofolio yang tadinya 15.50 % tersebut harus dikoreksi ke level 8.00 %, atau dengan kata lain turun 7.50 %.
Penurunan ekspektasi return sebesar 7.50 % adalah sama dengan penurunan hasil 50.00%, untuk menghindari kejadian yang lebih parah si ”A” harus bertindak cepat dalam mengamankan potensi kerugian yang lebih tajam, oleh karena itu si ”A” melakukan aksi penjualan semua saham pada harga dengan keuntungan 5% tersebut atau sama dengan Rp.26,250,000 (105% x Rp.25juta). Selanjutnya uang hasil penjualan saham tersebut di investasikan kembali kepada sertifikat deposito dan diasumsikan tingkat suku bunga yang ditawarkan tetap pada level 8.00 % p.a. dengan demikian portofolio investasi si ”A” setelah semester I menjadi seperti berikut ini :

No. Jenis Produk Jumlah Return/hasil Portofolio Eksp. Return/hasil
01. Deposito – Mandiri 10,000,000 8.00 % 19.50 % 1.56 %
02. Reksadana – Fixed Income 15,000,000 13.00 % 29.30 % 3.80 %
03. Deposito – BNI 26,250,000 8.00%x50% 51.20 % 2.04 %
Total Ekspektasi Return 7.40 %

Dengan kondisi portofolio seperti tersebut diatas kelihatan bahwa kondisi keuangan yang sejak awal semester kedua mengalami goncangan terus ternyata hasil yang akan diperoleh si ”A” masih berada di level 7.40 %, dapat anda bayangkan misalnya bilamana si ”A” kurang cepat melakuan aksi perombakan portofolio mungkin di akhir tahun 2008 hasil yang bisa direalisasikan si ”A” bisa-bisa hanya di level minus.

Sekarang dalam mengahadapi tahun 2009 yang masih kurang jelas arahnya, sebaiknya pemilik modal harus hati-hati dalam menetapkan portofolio investasi yang anda akan lakukan. Karena bukan tidak mungkin bank yang kelihatan beken ternyata bisa saja secara tiba-tiba menyatakan bangkrut, artinya dengan pengakuan bangkrut bank tidak akan mampu mengembalikan uang nasabah sementara dana nasabah yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kan hanya sampai dengan 2 milyar, maka bagi anda yang dananya diatas 2 milyar sisanya mau di klaim ke mana? atau uang anda semuanya mau di tarik dari bank dan disimpan di brankas di rumah, jangan? yakinlah setiap investasi memiliki risiko, semakin besar risiko semakin besar imbalan hasil yang akan anda terima. Untuk itu di tahun 2009 hendaknya bagi anda yang ingin play save kiranya produk investasi di asset riel seperti tanah dan bangunan atau property mungkin menjadi pilihan disamping wujud assetnya ada dan nyata nilai tanahnya kan akan semakin hari semakin mahal. Atau kalau tidak memungkin untuk berinvesati di sektor property mungkin pilihan investasi di produk-produk pendapatan tetap sangat disarankan seperti deposito di bank pemerintah, reksa dana, obligasi pemerintah seperti ORI dan Syariah.

Akhir daripada tulisan ini ingin menyampaikan bahwa di tahun 2009 ini bangunlah portofolio dengan tingkat hasil kurang lebih sama dengan tingkat bunga deposito sekarang. Dengan demikian dana anda tetap berkembang bukan berkurang seperti kalau misalnya uang anda disimpan di brankas di rumah. Dan dengan anda tetap menyimpan uang di bank, fungsi bank sebagai penggerak perekonomian negara dapat berjalan dengan baik, ekonomi bertumbuh dan pelan-pelan semua masalah dapat diselesaikan, bukan?.

Akhirnya penulis mengucapkan selamat tahun baru 2009, semoga kesuksesan tetap anda raih di tahun baru ini.

Penulis :

*) Perencana Keuangan
Firma Perencana Keuangan “Subur Harahap & Associates”

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s